Minggu, 16 Oktober 2011

My pregnancy story #2

C.U.T.I... ya, itulah kata kerja yang sedang aku laksanakan sekarang. Awalnya berat (berat di hati maksudnya..), karena aku harus mengambil cuti akademik 2 semester (padahal seharusnya akhir tahun ini aku sudah bisa ujian nasional tahap akhir dan insyaAllah meraih gelar spesialisasiku sekaligus gelar magister), dan aku harus cuti dari pekerjaanku (baik itu pekerjaan wajib, sampingan, dan praktek).

Tapi apa daya, keputusan itu tetap harus aku ambil.. semakin hari di kampus aku semakin ga bisa aktifitas, awalnya hanya kalau naik tangga aku mulai ngos-ngosan dan deg-degan (palpitasi).. beberapa hari kemudian kalau jalan kaki agak jauh (sekitar 100 m) mulai ngos-ngosan. Padahal aktifitasku ada di 2 ruangan yang berjarak sekitar 1,5 km satu sama lain, dan keduanya berada di lantai 2. Bayangin aja... pfffff...
Aku mengurus segala tetek bengek cuti sendirian, mau tidak mau, kuat tidak kuat, harus. Karena suami ga mungkin bantuin, dia sendiri harus bekerja dan sekolah mulai jam 06.30 sampai sore, kadang malam malah.. otomatis sangat tidak bisa diharapkan. Mulailah aku mengurus cuti di bagian, mengurus surat keterangan ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah serta dokter spesialis kandunganku sendiri. Menghadap pimpinan kantor, mengurus administrasi PPDS dll. Butuh waktu 2 mingguan untuk menyelesaikan semua itu. Syukur alhamdulillah ketua bagianku orang yang baik, beliau sudah meng-off-kan aku sejak aku pertama kali menghadap, jadi selama mengurus segala sesuatunya praktis aku sudah tidak lagi terbebani dengan tugas-tugas individu dan pelayanan di RS.
Pimpinan kantor pun alhamdulillah sangat baik, memahami kondisiku.. walaupun sebenarnya sudah aku niatkan dalam hati apabila pengajuan cutiku tidak diterima dan aku diminta keluar secara baik-baik pun aku sudah siap. Pekerjaan ini tidak lebih berharga dibanding kehadiran buah hatiku di dalam rahim saat ini. Tidak punya pekerjaan pun aku rela, asal bayiku tumbuh dan berkembang dengan sehat, sempurna dan selamat. Bahkan apabila aku tidak selesai sekolah spesialis pun aku rela, merelakan semua uang sumbangan yang banyak itu masuk ke universitas dengan sia-sia, semua waktu-tenaga-pikiran yang sudah aku korbankan 3 tahun terakhir ini, aku rela... asalkan bayiku  tumbuh dan berkembang dengan sehat, sempurna dan selamat.
Aku yakin, Allah SWT adalah sutradara paling hebat, Allah SWT pasti punya rencana terindah untukku dan keluarga kecilku.
Saat ini, aku sudah hampir 1 bulan berada di rumah orangtuaku, kembali ke kehangatan mama papa dan adik-adikku, yang sebenarnya sudah hampir 11 tahun aku tinggalkan. 11 tahun???? Ya, 11 tahun. Sejak 11 tahun yang lalu, waktu terbanyak yang aku habiskan bersama mereka hanya 1 bulan (kurang lebih) pada saat aku liburan semester waktu masih kuliah di S1. Sisanya??? Aku habiskan di perantauan, di 2 kota, Yogyakarta (menghabiskan masa SMA) dan Semarang (menghabiskan masa kuliah S1 sampai sekarang). Aku yang tiap kali lebaran Idul Fitri jarang sekali bisa berkumpul bersama keluarga, aku yang sudah saking terbiasanya jauh jadi cenderung "mati rasa" dengan yang namanya "kerinduan". Atas ijin Allah, saat ini  aku kembali berada di tengah-tengah mereka.
Semoga ini bukan waktu terakhirku untuk bersama mereka, karena masih banyak yang belum aku berikan untuk kedua orangtuaku. Masih banyak sekali hutang budi yang belum terbalas, atas keringat, waktu, air mata, doa, kasih sayang, dan segalanya yang sudah mereka berikan kepadaku selama 27 tahun aku diijinkan hidup di dunia ini.
Selama 1 bulan ini, aku banyak belajar hal baru.. hal-hal yang tidak pernah "sempat" aku pikirkan di waktu yang lalu... aku posting di topik yang lain yah... #Pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar